Blogger templates

Wednesday, November 1, 2017

Usia Pacu Asa



Cuaca berawan pada Selasa, 31 Oktober 2017 menutupi teriknya sinar matahari sehingga cuaca tidak sepanas hari-hari biasanya dan membuat Rosnidar tidak terlalu gerah ketika mencabuti rumput-rumput yang tumbuh di halaman Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska Riau. Dengan mengenakan seragam Cleaning Service (CS), dengan cepat Rosnidar mencabut setiap rumput yang tumbuh kemudian digenggamnya dan dibuang ke tong sampah. Keringat lelahnya membasahi alisnya yang sudah berwarna hitam bercampur putih kemudian mengalir kepipinya, tak heran karena ia tidak hanya membersihkan halaman tapi juga semua kelas-kelas di lantai satu Gedung Tarbiyah.
Waktu menunjukkan pukul 12 siang. Rosnidar dan petugas kebersihan lainnya beristirahat dan bersiap untuk melaksanakan ibadah sholat. Seusai sholat, ia makan siang dengan memakan semangka kuning yang dibelinya dari pedagang buah yang berjualan di belakang Masjid Al-Jami’ah UIN Suska. “Saya tidak bawa bekal, jadi beli semangka untuk makan siang,” Selorohnya sambil mengunyah.
Perempuan yang kerap disapa ‘Nenek’ oleh rekan-rekan kerjanya dan juga mahasiswa ini telah bekerja sebagai petugas kebersihan selama 11 tahun dimulai sejak 2007 silam. Bukan tanpa alasan orang-orang memanggilnya ‘Nenek’, sapaan tersebut melekat pada Rosnidar karena usianya yang sudah tua yakni 61 tahun.
Sebelum bekerja sebagai petugas kebersihan, perempuan bercucu enam ini pernah berkebun dengan menanam berbagai macam sayuran seperti sawi, bayam, selada, dan kangkung di halaman belakang rumahnya yang berada di Jalan Arifin Achmad. Tetapi tidak berlangsung lama karena Rosnidar mengalami kerugian setiap kali hujan turun. “Kalau hujan, bibit sayurannya terbawa oleh air hujan, jadi tidak tumbuh” kenangnya sambil menyeka tetesan keringat yang mengalir dipelipisnya.
Setelah mengalami banyak kerugian dan tidak memiliki modal yang cukup untuk membeli bibit sayuran, Rosnidar beralih bekerja menjualkan sayuran milik orang lain di pasar. Lagi, karena penghasilannya tidak terlalu besar, ia berhijrah ke Panam dan berniat mencari pekerjaan yang lain. Setelah pindah ke Panam tepatnya di Jalan Uka, ia pergi ke Universitas Riau (UR) untuk mencari pekerjaan sebagai petugas kebersihan, tetapi pada saat itu tidak dibuka lowongan pekerjaan untuk profesi tersebut. Tak patah asa, Rosnidar berusaha mencari pekerjaan di IAIN Susqo (sekarang UIN Suska) dan mendapatkan pekerjaan yang dicarinya.
Awal bekerja sebagai petugas kebersihan, Rosnidar bertugas membersihkan halaman dan kelas-kelas di gedung Fakultas Sains dan Teknologi (Saintek) dengan gaji 600 ribu rupiah. Dan sekarang, ia pindah tugas ke gedung Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, tentu dengan gaji yang sudah merangkak naik, yakni menjadi 1.750.000 rupiah. Dengan gaji tersebut, ia memenuhi segala kebutuhan sehari-hari dan untuk membiayai anak bungsungya yang tengah berkuliah semester tujuh jurusan matematika di Fakultas Saintek UIN Suska Riau.
Kesulitan ekonomi Rosnidar semakin bertambah semenjak berpisah dengan suaminya sekitar delapan tahun lalu. Mengingat pendapatannya hanya bersumber dari hasil ia bekerja sebagai petugas kebersihan. Ia mengaku, gajinya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Kalau untuk bayar uang semester si bungsu, saya dibantu oleh anak-anak saya yang sudah menikah” jelasnya. Karena hal ini, ia berusaha bekerja lebih keras lagi agar mendapat gaji tambahan atau bonus bekerja. “Kalau ada acara wisuda di PKM, saya ikut bersih-bersih setelah acara selesai. Supaya dapat bonus,” ujarnya.
Bekerja sebagai petugas kebersihan selama 11 tahun, Ibu dari lima orang anak ini mengaku banyak pengalaman-pengalaman yang menyenangkan juga menyedihkan. Senang ketika melihat halaman dan kelas-kelas menjadi bersih berkat kinerjanya, pun sedih ketika melihat kamar mandi kotor karena ada mahasiswa yang setelah buang air besar tidak disiram padahal air banyak. “Saya kadang heran, tapi ya sudahlah. Memang sudah tugas saya untuk membersihkan yang kotor-kotor,” Ucapnya sembari tertawa kecil.

Diusianya yang sudah tidak muda lagi, ia tidak pernah berniat untuk pensiun dari pekerjaannya sebelum ia benar-benar tidak mampu bekerja lagi. “Saya berdo’a agar Allah memberikan kesehatan supaya bisa terus bekerja,” harapnya.

0 comments:

Post a Comment