Cuaca
berawan pada Selasa, 31 Oktober 2017 menutupi teriknya sinar matahari sehingga
cuaca tidak sepanas hari-hari biasanya dan membuat Rosnidar tidak terlalu gerah
ketika mencabuti rumput-rumput yang tumbuh di halaman Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Suska Riau. Dengan mengenakan seragam Cleaning Service (CS), dengan cepat Rosnidar mencabut setiap rumput
yang tumbuh kemudian digenggamnya dan dibuang ke tong sampah. Keringat lelahnya
membasahi alisnya yang sudah berwarna hitam bercampur putih kemudian mengalir
kepipinya, tak heran karena ia tidak hanya membersihkan halaman tapi juga semua
kelas-kelas di lantai satu Gedung Tarbiyah.
Waktu
menunjukkan pukul 12 siang. Rosnidar dan petugas kebersihan lainnya
beristirahat dan bersiap untuk melaksanakan ibadah sholat. Seusai sholat, ia
makan siang dengan memakan semangka kuning yang dibelinya dari pedagang buah yang
berjualan di belakang Masjid Al-Jami’ah UIN Suska. “Saya tidak bawa bekal, jadi
beli semangka untuk makan siang,” Selorohnya sambil mengunyah.
Perempuan
yang kerap disapa ‘Nenek’ oleh rekan-rekan kerjanya dan juga mahasiswa ini
telah bekerja sebagai petugas kebersihan selama 11 tahun dimulai sejak 2007
silam. Bukan tanpa alasan orang-orang memanggilnya ‘Nenek’, sapaan tersebut
melekat pada Rosnidar karena usianya yang sudah tua yakni 61 tahun.
Sebelum
bekerja sebagai petugas kebersihan, perempuan bercucu enam ini pernah berkebun
dengan menanam berbagai macam sayuran seperti sawi, bayam, selada, dan kangkung
di halaman belakang rumahnya yang berada di Jalan Arifin Achmad. Tetapi tidak
berlangsung lama karena Rosnidar mengalami kerugian setiap kali hujan turun. “Kalau
hujan, bibit sayurannya terbawa oleh air hujan, jadi tidak tumbuh” kenangnya
sambil menyeka tetesan keringat yang mengalir dipelipisnya.
Setelah
mengalami banyak kerugian dan tidak memiliki modal yang cukup untuk membeli
bibit sayuran, Rosnidar beralih bekerja menjualkan sayuran milik orang lain di
pasar. Lagi, karena penghasilannya tidak terlalu besar, ia berhijrah ke Panam
dan berniat mencari pekerjaan yang lain. Setelah pindah ke Panam tepatnya di
Jalan Uka, ia pergi ke Universitas Riau (UR) untuk mencari pekerjaan sebagai
petugas kebersihan, tetapi pada saat itu tidak dibuka lowongan pekerjaan untuk
profesi tersebut. Tak patah asa, Rosnidar berusaha mencari pekerjaan di IAIN
Susqo (sekarang UIN Suska) dan mendapatkan pekerjaan yang dicarinya.
Awal
bekerja sebagai petugas kebersihan, Rosnidar bertugas membersihkan halaman dan
kelas-kelas di gedung Fakultas Sains dan Teknologi (Saintek) dengan gaji 600
ribu rupiah. Dan sekarang, ia pindah tugas ke gedung Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan, tentu dengan gaji yang sudah merangkak naik, yakni menjadi 1.750.000
rupiah. Dengan gaji tersebut, ia memenuhi segala kebutuhan sehari-hari dan
untuk membiayai anak bungsungya yang tengah berkuliah semester tujuh jurusan
matematika di Fakultas Saintek UIN Suska Riau.
Kesulitan
ekonomi Rosnidar semakin bertambah semenjak berpisah dengan suaminya sekitar delapan
tahun lalu. Mengingat pendapatannya hanya bersumber dari hasil ia bekerja
sebagai petugas kebersihan. Ia mengaku, gajinya hanya cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. “Kalau untuk bayar uang semester si bungsu, saya dibantu
oleh anak-anak saya yang sudah menikah” jelasnya. Karena hal ini, ia berusaha
bekerja lebih keras lagi agar mendapat gaji tambahan atau bonus bekerja. “Kalau
ada acara wisuda di PKM, saya ikut bersih-bersih setelah acara selesai. Supaya dapat
bonus,” ujarnya.
Bekerja
sebagai petugas kebersihan selama 11 tahun, Ibu dari lima orang anak ini
mengaku banyak pengalaman-pengalaman yang menyenangkan juga menyedihkan. Senang
ketika melihat halaman dan kelas-kelas menjadi bersih berkat kinerjanya, pun
sedih ketika melihat kamar mandi kotor karena ada mahasiswa yang setelah buang
air besar tidak disiram padahal air banyak. “Saya kadang heran, tapi ya
sudahlah. Memang sudah tugas saya untuk membersihkan yang kotor-kotor,” Ucapnya
sembari tertawa kecil.
Diusianya
yang sudah tidak muda lagi, ia tidak pernah berniat untuk pensiun dari
pekerjaannya sebelum ia benar-benar tidak mampu bekerja lagi. “Saya berdo’a
agar Allah memberikan kesehatan supaya bisa terus bekerja,” harapnya.
0 comments:
Post a Comment